Senin, 06 Juni 2011

PERMAINAN ENJOYABLE


BOLABASKET SEBAGAI PERMAINAN YANG DAPAT DIMAINKAN DENGAN PERASAAN SENANG ( ENJOYABLE ).

Bolabasket adalah permainan beregu yang seharusnya mengandung unsur kesenangan dalam permainannya, dimana pemain dapat melakukan berbagai keterampilan gerak untuk menjawab stimulus yang didapat di lapangan. Namun pada kenyataannya, banyak terlihat wajah-wajah tegang di dalam lapangan, hal ini tidak terlepas dari kemampuan seorang pelatih dalam menerapkan ilmu psikologi kepada atletnya, meskipun hal tersebut tidak terlepas dari pembawaan/ karakter pemain.


Tekanan yang didapat seorang atlet dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun yang berasal dari luar, hal ini dapat mengakibatkan pemain tidak dapat menampilkan penampilan terbaiknya di lapangan, namun tekanan tersebut juga dapat menjadi hal positif yang justru meningkatkan penampilan seorang atlet di lapangan. Disinilah kejelian seorang pelatih dituntut untuk mampu memberikan masukan positif kepada pemainnya, agar pemain tersebut terpacu untuk menampilkan penampilan terbaiknya di lapangan.

Secara garis besar ada dua hal yang dapat mempengaruhi penampilan atlet di lapangan, yaitu :

1. Faktor Positif
a.       Pemain diharapkan mampu untuk menikmati setiap gerakan yang ia lakukan.
b.      Menanamkan rasa bangga pada atlet atas apa yang telah ia lakukan.
c.       Menanamkan rasa percaya bahwa apapun yang pemain  lakukan, pelatih dan rekan satu tim akan melihatnya sebagai sesuatu yang terbaik yang ia lakukan untuk tim.

2. Faktor Negatif
  1. Tuntutan dapat datang dari pelatih, teman, penonton, orang tua, ataupun dirinya sendiri.
  2. Faktor tuntutan yang tinggi dari luar mengakibatkan atlet  mendapat tekanan yang tinggi, sehingga tidak dapat melakukan    penampilan yang terbaik.
  3. Tuntutan yang tinggi dari luar tersebut dapat mengakibatkan atlet menghalalkan segala cara untuk memenuhi tuntutan tersebut ( doping, dan lain-lain )

Seorang pelatih harus dapat memaksimalkan faktor-faktor positif dan meminimalisasikan faktor-faktor negatif seperti yang telah disebutkan diatas. Untuk dapat melakukan hal tersebut diatas seorang pelatih harus dapat menjadi seorang yang tak hanya bersikap sebagai seorang pelatih, namun juga dapat bersikap sebagai orang tua, maupun sebagai seorang teman, walaupun tetap harus ada batasan-batasan yang tak bisa dilanggar begitu saja.

Demikianlah bahasan mengenai falsafah dasar Bolabasket sebagai salah satu acuan dalam membangun sebuah tim ataupun dalam pembuatan program latihan. Falsafah dasar yang telah disebutkan bukanlah sebagai suatu keharusan yang harus dilakukan oleh setiap pelatih. Setiap pelatih boleh saja mempunyai falsafah dasar bolabasket yang berbeda, yang penting adalah aplikasinya di lapangan. Perbedaan pendapat tentang falsafah dasar Bolabasket dari setiap pelatih akan menjadikan permainan Bolabasket menjadi lebih penuh warna dan lebih menarik untuk disaksikan.

Dengan adanya falsafah dasar Bolabasket yang dimiliki seorang pelatih, maka akan lebih mudah untuk seorang pelatih untuk membuat program latihan dan memilih pemain yang memenuhi syarat-syarat yang sesuai dengan falsafah Bolabasket yang dimilikinya. Dengan adanya falsafah dasar ini diharapkan seorang pelatih tidak lagi asal memilih pemain, tapi yang lebih penting adalah mengapa pemain tersebut diinginkan oleh seorang pelatih. Adakalanya dalam satu tim terjadi penumpukan pemain dengan posisi bermain yang sama, sementara tidak memiliki pemain di satu posisi tertentu. Dapat juga terjadi pembelian pemain bintang, namun tidak sesuai dengan falsafah Bolabasket yang dimiliki oleh pelatih, misal bermain cepat dan dinamis, ternyata pemain tersebut adalah tipe pemain stylish/ gaya yang pada akhirnya merusak irama permainan yang sudah ada. Namun tidak tertutup kemungkinan seorang pelatih merubah falsafahnya demi seorang bintang, hal ini tidak menjadi masalah jika pada akhirnya semua demi kebaikan dan kemajuan tim yang dilatihnya.

Setelah menentukan pemain yang akan bermain sesuai dengan falsafahnya, maka seorang pelatih dapat menyusun program latihan untuk mencapai target yang diinginkan. Selanjutnya program yang dibuat tersebut diaplikasikan di lapangan dalam latihan. Pada tahapan latihan ini, penulis cenderung untuk memasukkan drill-drill berkarakter, yaitu drill-drill latihan yang memasukkan unsur-unsur psikologis di dalamnya, seperti semangat berkompetisi, tidak pantang menyerah, kerja sama, dan lain sebagainya.

Hal ini menjadi bahan pemikiran penulis karena pada penyusunan program latihan yang pernah penulis dapat sebelumnya, faktor psikologis hanya dimasukkan dalam program latihan pada saat-saat mendekati kompetisi utama, padahal unsur  psikologis yang dinginkan terjadi/ terdapat pada diri pemain tidak mungkin dapat terjadi jika hanya diberikan pada tahapan akhir dari sebuah program latihan. Sebagai contoh kerja sama atau semangat pantang menyerah, tidak mungkin dapat terjadi pada atlet tidak terbiasakan untuk tidak berkerja sama sejak awal. Oleh karena itu penulis cenderung untuk memasukkan unsur-unsur psikologis pada program latihan sejak tahapan awal latihan sampai dengan tahapan akhir latihan, yaitu melalui drill berkarakter.


Salah satu contoh drill berkarakter adalah pemberian beban psikologis pada saat melakukan tembakan bebas, seperti mengharuskan pemain untuk dapat memasukkan tembakan bebas secara berturut turut dari lima (5) atau sepuluh (10) tembakan yang diberikan, jika tembakan bebas gagal maka pemain harus mengulanginya dari hitungan pertama. Pada drill ini biasanya pemain mulai gagal pada tembakan ke delapan sampai ke sepuluh karena adanya beban ingin menyelesaikan latihan secepatnya. Drill ini dapat memberikan keuntungan bagaimana seorang atlet dapat mengatasi tekanan mental pada saat tertentu

Atau dapat juga diberikan beban psikologis secara tim, yaitu dengan memberikan keharusan dari seluruh anggota tim (12 sampai 15 orang), harus dapat memasukkan bola tidak boleh kurang dari 80 – 90 %. Jika tiap atlet mendapat kesempatan dua (2) kali tembakan bebas, maka total tembakan bebas yang masuk tidak boleh kurang dari 25 kali, jika kurang dari jumlah tersebut maka seluruh anggota tim dapat diberikan hukuman berupa lari bolak balik, sprint, lari tangga dan lain sebagainya. Drill ini dapat memberikan keuntungan dimana seluruh anggota tim harus memberikan yang terbaik untuk  tim

Demikianlah bahasan mengenai falsafah dasar Bolabasket pada kesempatan  ini, semoga dengan segala keterbatasan keilmuan yang penulis miliki, tulisan ini dapat berguna dalam mengembangkan dunia perbolabasketan di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More